SELAMAT DATANG DI BLOG SEDERHANA SAYA

Sunday 10 May 2020

Tokopedia Breach



Ulah hacker pembocor 91 juta pengguna Tokopedia yang dijual di situs gelap jadi pemberitaan beberapa media asing. Sebelumnya pada awalnya, dilaporkan ada sebanyak 15 juta sampel data pengguna yang bocor di dunia maya pada tanggal 20 Maret. Rupanya jumlah itu hanya sebagian dari seluruh informasi yang diangkut.
Kasus dugaan bocoranya data pengguna ini dihembuskan oleh Under the Breach lewat akun Twitter-nya. Bila sebelumnya dilaporkan ada 15 juta, Under the Breach kemudian memperbaruinya bahwa ada sebanyak 91 juta data pengguna yang dilego di darkweb.
Adapun data pengguna yang bocor ini meliputi gender, lokasi, user name, alamat email, nama lengkap pengguna, nomor ponsel, sampai password yang untungnya masih terlindungi.
Akun @underthebreach sendiri merupakan sumber pertama yang melaporkan hack dan kebocoran data pengguna Tokopedia. Dalam profil akun Twitter mereka, Under the Breach mengklaim bahwa mereka adalah penyedia layanan pemantauan dan pencegahan kebocoran data dari Israel.

Awalnya, akun Twitter Under the Breach mempublikasi twit berisi penjelasan bahwa hacker telah mencuri 15 juta data pengguna Tokopedia yang dikoleksi dalam dua bulan dan peretasan ini terjadi pada Maret 2020.

Kemudian, akun yang sama melaporkan temuan lainnya bahwa ada total 91 juta pengguna Tokopedia yang dijual di situs Raid Forums. Dengan laporan ini, berarti ada tambahan 76 juta data pengguna Tokopedia yang dimiliki oleh peretas.
Data tersebut dijual di pasar gelap internet dengan harga 5.000 dolar AS atau sekitar Rp 75,8 juta.

Perusahaan menerapkan keamanan berlapis untuk menjaga akun pengguna dari penjahat siber. Salah satunya dengan one time password (OTP) yang hanya dapat diakses secara real-time oleh pemilik akun.

Hingga saat ini, Tokopedia masih terus berupaya menginvestigasi terkait peretasan jutaan penggunanya.
Selain memastikan tidak ada data password pengguna yang berhasil dicuri, Tokopedia juga memastikan tidak ada kebocoran data pembayaran. Adapun data pembayaran yang dimaksud ialah transaksi belanja online di Tokopedia melalui transfer bank, kartu kredit atau pembayaran lewat Ovo.

"Seluruh transaksi dengan semua metode pembayaran, termasuk informasi kartu debit, kartu kredit dan OVO, di Tokopedia tetap terjaga keamanannya," kata Nuraini.

Untuk menjaga keamanan para pengguna, Tokopedia menyarankan pengguna agar melakukan pergantian password. Dan, ini harus dilakukan secara berkala.

Pakar keamanan siber, Pratama Persadha dari Communication & Information System Security Research Center (CISSReC), mengungkap bahwa peretas data Tokopedia tersebut pertama kali mengumbar hasil retasannya menggunakan nama Whysodank lewat situs Raid Forums pada Sabtu (2/5).

Raid Forums merupakan merupakan forum komunitas hacker di internet yang berisi informasi-informasi terkait dengan database bocoran data, hingga berbagi prank dan komunitas pengolok. Di sini, peretas mencoba untuk meminta bantuan rekan hacker untuk membuka hash dari password akun para pengguna Tokopedia. Dia mengalami kesulitan untuk membuka password.

Setelah itu, ada lagi peretas ShinyHunters mem-posting thread penjualan 91 juta akun Tokopedia di situs forum EmpireMarket.

Newer Post Older Post Home

0 komentar:

Instagram Instagram Instagram Instagram